Senin, 26 September 2011

Tradisi Tusuk Hidung masyarakat Papua

Salah satu masyarakat Papua yang melestarikan Tradisi Tusuk hidung

     Tradisi tusuh hidung meupakan tradisi masyarakat papua, yang di lakukan oleh laki-laki masyarakat disana, sedangkan Perempuan di sana biasanya memilih untuk melubangi kuping mereka, melubangi bagian hidung atau nama lainnya Septum. Hal tersebut dilalukan bukan tanpa alasan, dengan melakukan tusuk hidung menandai kedewasaan bagi para pelakunya. Dewasa dalam arti sebenarnya yang contohnya dapat membantu pekerjaan orang tua, bertindak mandiri, lebih bertangung jawab. hal itu yang ingin masyarakat papua lihatkan dengan tusuk hidung yang dia lakukan.

     Untuk cara melubangi Hidung (Septum) dan bagi perempuan melubangi telinga ini terbilang tak bisa karena bukan dengan jarum atau lain hal, tetepi dengan katu yang berdiameter 1-2 cm yang telah diruncingkan. ini agar mendapatkan ukuran yang besar di lubang tersebut.
     Pelaku yang telah di lubangi ,untuk agar luka itu kering tidak boleh makan ketimun, labu, umbi-umbian atau yang berbentuk bulat selama dalam proses penyembuhan. dan harus membantu orang tua , dikarenakan orang yang sudah di tubangi berarti mereka tersebut harus siap dengan konsekuensi yang akan mereka dapat. apa bila mereka melanggar hal tersebut maka lubang tersebut tak akan sembuh atau mengering melainkan infeksi yang mereka peroleh.

     Hidung dan telinga yang telah di lubangi akan berubah fungsi saat dilaksanakan acara adat setempat, Lubang-lubang tersebut akan menjadi tempat bagi macam-macam accesoris penghias wajah seperti taring babi, manik-manik yang bergantungan hingga berbagai macam bentuk kayu yang akan di tatuh di lubnag atau telingga orang tersebut. benda-benda yang digunakan dianggap sebagai simbol dari kejantanan orang yang menggunakannya.

     Tradisi ini sungih unik di mata masyarakat orang modern ,contohnya saja kalo hidung ditusuk pake kayu akan menyebabkan infeksi. namun kita harus menghargai suatu tradisi yang dijalankan masyarakat tertentu dan masyarakat yang melestarikan tradisi tersebut harus menjaga agar tradisi tersebut tidak punah dan hal yang paling penting selama tradisi itu tidak melanggar norma-norma yang berlaku tidak masalah.

Sumber :
http://arinanuruld.blogspot.com/2011/02/tradisi-tusuk-hidung-masyarakat-papua.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar